Selamat Datang di Blog SMK BINA PRESTASI BANGSA , Jl Raya Purwakarta - Padalarang No 73 Cigentur Desa Mandalasari Kecamatan Cikalongwetan. Email : smkbinpressa@gmail.com

Minggu, 20 Desember 2009

DEFINISI DISIPLIN

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi tanggung jawab. Mulyasa (2003:108) mengemukakan bahwa secara tradisional, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap pengendalian dari luar (obedience to external control). Interpretasi baru menganggapnya sebagai pengendalian dari dalam sebagaimana ketaatan terhadap pembatasan dari luar. Adapun The Liang Gie (1972:119) mengatakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa tanggung jawab.

Hasibuan (2001:193) mengemukakan pengertian kedisiplinan yaitu: “kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”; sedangkan menurutnya kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak. Dengan demikian seseorang akan bersedia mematuhi semua peraturan serta melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara sukarela maupun karena terpaksa. Kedisiplinan diartikan jika pegawai selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kedisiplinan yang baik tidak berarti semua pegawai hanya berdiam diri dan menunggu perintah pimpinan, tetapi mengandung arti partisipasi penuh dalam berbagai kegiatan. Dalam kaitan ini, Hasibuan (2001:193) mengemukakan bahwa disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan lembaga, karyawan dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap pemimpin selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Lebih jauh Hasibuan mengemukakan seorang pemimpin dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin baik. Kedisiplinan perlu ditegakan dalam suatu organisasi. Tanpa dukungan disiplin pegawai yang baik, sulit bagi organisasi itu untuk meujudkan tujuannya. Sedarmayanti (2001:10) mengemukakan bahwa kedisiplinan merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa adanya disiplin, maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal. Kedisiplinan merupakan keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan organisasi dan norma sosial.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dirumuskan bahwa disiplin adalah pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan tindakan setiap orang dalam suatu organisasi untuk menciptakan dan memelihara suatu suasana bekerja yang efektif. Kegiatan pegawai dan pimpinan dalam hal ini diarahkan kepada terwujudnya tujuan bersama dari instansi atau lembaga tersebut. Disiplin yang baik juga mengandung makna self discipline (disiplin diri sendiri) setiap individu, yang pada hakekatnya didasarkan pada suatu penghargaan yang wajar terhadap hak-hak orang lain. Oleh karena itu, pemimpin harus mampu menumbuhkan disiplin pegawai, terutama disiplin diri (self discipline). Dalam kaitan ini, pemimpin harus membantu pegawai mengembangkan pola dan meningkatkan standar perilakunya, serta menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat menegakkan disiplin. Disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan, menanamkan kerjasama, dan merupakan kebutuhan untuk beroganisasi, serta untuk menanamkan rasa hormat terhadap orang lain. Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Sebagai contoh, seseorang mungkin saja tidak melakukan sesuatu yang menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang ia inginkan dan menyumbangkan uang tersebut kepada organisasi amal dengan pikiran bahwa hal tersebut lebih penting. Di samping itu, disiplin mengandung pula makna kontrol baik dari dalam maupun dari luar. Dalam pembinaan disiplin, atasan/pimpinan hendaknya mengembangkan kontrol dari dalam (inner control) atau pengendalian diri sendiri (self control) pada setiap pegawai untuk menguasai tindak tanduknya. Akan tetapi bila pengendalian dari luar (external control) perlu digunakan, maka hendaknya hal itu dipergunakan secara manusiawi.
Dalam kedisiplinan diperlukan adanya pendisiplinan. Pendisiplinan adalah usaha-usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman dimana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain. Dengan demikian dalam kesiplinan diperlukan peraturan dan hukuman. Peraturan dapat diwujudkan dengan adanya kode etik atau tata tertib sedangkan hukuman diperlukan agar pegawai dapat mematuhi tata tertib atau peraturan itu. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efektifitas dan efisiensi kerja pegawai akan meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kerja mereka, sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kualitas kerja pegawai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar