Selamat Datang di Blog SMK BINA PRESTASI BANGSA , Jl Raya Purwakarta - Padalarang No 73 Cigentur Desa Mandalasari Kecamatan Cikalongwetan. Email : smkbinpressa@gmail.com

Kamis, 27 Agustus 2009

TEORI KEPEMIMPINAN


Pendahuluan
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang selalu menarik untuk dibahas, baik secara serius dengan teoritis maupun dalam percakapan yang tidak serius. Mulai dari pemimpin yang paling kecil seperti Ketua RT sampai kepada presiden, atau pemimpin di tempatnya bekerja, semuanya menjadi isu yang sangat menarik. Dari yang dilandasi teori maupun yang hanya sekedarnya saja, tetapi yang pasti harapan semuanya sama bahwa pemimpin yang diharapkan itu adalah pemimpin yang sayang kepada yang dipimpinnya, istilah Sundanya “pamingpin anu nyaah ka rayatna”.
Tentu saja ini menjadi harapan semua orang, tetapi bagaimanakah pemimpin yang ideal itu?. Marilah kita kaji bagaimanakah kecenderungannya pemimpin yang ideal itu, hasil membaca penulis setelah membaca buku yang ditulis oleh para ahli manajemen tentang pemimpin dan kepemimpinan.


Pembahasan
1. Pengertian Kepemimpinan
Kata atau istilah kepemimpinan yang hidup dan dipakai dewasa ini sebenarnya dapat dipandang sebagai terjemahan dari kata atau istilah “Leadership” dalam bahasa Inggris.
Adapun mengenai definisi atau pengertian kepemimpinan banyak dikemukakan oleh para ahli. Mereka mempunyai pendapat yang berbeda-beda dengan keistimewaan yang tersendiri tetapi mempunyai tujuan yang sama.George R. Terry memberikan pengertian tentang kepemimpinan sebagai berikut ” Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas atau tindakan untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan (Sukarno. K,1982 : 88).
Sedangkan Onong U. Effendy berpendapat bahwa “ dalam pengertian umum kepemimpinan menunjukkan kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi, atau mengontrol pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain”. (Onong U Effendy, 1977 :15).Ordway Tead mengemukakan bahwa “Kepemimpinan ialah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain guna bekerja sama menuju tujuan tertentu” (Sukarna, 1972 : 71).
“Kepemimpinan ialah suatu sifat yang menonjol dari seseorang atau beberapa orang dalam satu kelompok atau organisasi dalam pengontrolan” (C.N.Cooley, E. Mumford, Reld, Krech dan Cruth dalam Pamudji, 1985 : 9)
Menurut Siagian kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mepengaruhi perilaku orang lain, terutama para bawahan untuk berfikir, bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi (Sondang P. Siagian, 1982: 24).

Drs. Pamudji MPA, telah menyimpulkan tentang arti kepemimpinan berdasarkan pendapat beberapa sarjana, yaitu :
1)Kepemimpinan sebagai titik pusat proses kelompok;
2)Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh;
3)Kepemimpinan adalah seni untuk menciptakan kesesuaian atau kesediaan;
4)Kepemimpinan adalah tindakan atau prilaku;
5)Kepemimpinan adalah suatu bentuk persuasi;
6)Kepemimpinan adalah bentuk tindakan atau prilaku;
7)Kepemimpinan adalah suatu hubungan kekuatan atau kekuasaan;
8)Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan;
9)Kepemimpinan adalah suatu hasil interaksi;
10)Kepemimpinan adalah peranan yang dipilihkan;
11)Kepemimpinan adalah sebagai permulaan dari struktur.
(Pamudji,1985 : 9-12).

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepemimpinan mengandung unsur-unsur berikut.
1)Adanya aktivitas/kegiatan/tindakan/perbuatan dari seseorang atau kelompok(manusia).
2)Adanya usaha mempengaruhi, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan dari yang memimpin kepada yang dipimpin atau pengikutnya.
3)Adanya teknik atau cara-cara menerapkan pengaruh dari yang memimpin kepada yang dipimpinnya.
4)Adanya tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian, seorang pemimpin pada akhirnya adalah orang yang membentuk orang-orangnya atau pengikutnya. Yang menjadi masalah adalah hubungan sesama manusia-manusia yang selalu berubah, kompleks dan menyimpang dari standar yang telah ada dan tak pernah terlepas dari rasa tanggung jawabnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Peter F. Drucker (1979: 73) sebagai berikut : “Yang membuat seseorang menjadi pemimpin adalah tanggung jawab pemimpin akan kontribusi pada hasil organisasi dan
bukan tanggungjawab pekerjaaan orang lain tetapi pekerjaannya sendiri”.
Dari pendapat tersebut, ada tiga hal pokok bagi kehidupan seorang pemimpin dengan kepemimpinannya sebagaimana disebutkan oleh George R.Terry, yaitu :
1)Pertumbuhan dari pengikut adalah akibat dari persetujuan yang umum daripada mereka yang dengan sukarela menjadi pengikut.
2)Waktu dan lingkungan mempengaruhi terhadap percepatan kebutuhan akan kepemimpinan dan membentuk kepemimpinan yang terkemuka.
3)Kecakapan pertumbuhan-pertumbuhan usaha dari memimpin (Sukarno,1982: 55).

Berdasarkan definisi-definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin.
2.Sifat-sifat dan Syarat-syarat Kepemimpinan
Dalam pengangkatan atau penentuan seorang pemimpin, harus ditentukan syarat-syaratnya. Menurut Drs. Sukarna syarat-syarat seorang pemimpin adalah sebagai berikut.
1) Mempunyai kelebihan dalam menggunakan pikiran.
2) Mempunyai kelebihan dalam rohaniah, yaitu setia, jujur, dan bertanggungjawab serta berpegang teguh pada prinsip dan tujuan.
3) Mempunyai kelebihan dalam jasmaniah, yaitu memiliki kesehatan fisik sehingga memberikan teladan dalam prestasi kerja (Sukarna,1974: 85).

Sedangkan Henry Fayol berpendapat bahwa syarat-syarat kepemimpinan adalah sebagai berikut.
1)Sehat
2)Cerdas
3)Setia, jujur dan adil
4)Berpendidikan
5)Berpengalaman ( Henry Fayol dalam Moekijat, 1979: 197).

Menurut George Terry, syarat-syarat kepemimpinan adalah sebagai berikut.
1)Kekuatan
2)Keseimbangan perasaan
3)Pengetahuan tentang hubungan kemanusiaan
4)Dorongan pribadi
5)Kecakapan berkomunikasi
6)Kecakapan mengajar
7)Kecakapan bergaul
8)Kemampuan teknis (George Terry dalam sukarna,1972: 87).

Syarat-syarat merupakan ketentuan pokok yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh setiap pemimpin. Dalam hal ini Soedarsono mengemukakan empat syarat pokok yang harus dimiliki oleh setiap calon pemimpin, yaitu :
1)Watak yang baik, mental, moral, dan budi pekerti yang luhur, tidak lekas putus asa, tanggung jawab, dan selalu mengembangkan inisiatif untuk mengatasi segala masalah yang dihadapi dengan sebaik-baiknya.
2)Intelejensia yang tinggi yang punya daya tangkap yang cepat. Sehingga mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat pula. Ketentuan daya tangkap seseorang pemimpin akan menimbulkan sikap tangguh dan bijaksana.
3)Kesiapan lahir dan bathin, yaitu kesediaan diri untuk berbuat dan bertindak yang disebabkan oleh dorongan semangat yang berkobar-kobar dan keyakinan akan kebenaran dari tindakan yang akan dilakukan. Dari kesiapan itu akan menimbulkan suatu hidup yang terampil.
4)Kemampuan atau menyelenggarakan atau menyelesaikan tugas atau kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya sehingga akan timbul rasa bertanggung jawab dan percaya diri sendiri ( Soedarsono, 1980: 25).

Dengan syarat-syarat seperti yang diuraikan di atas, pemimpin diharapkan dapat melaksanakan kepemimpinannya dengan baik. Menurut Hostel, seperti yang dikutip oleh Drs. Zaenudin Lubis agar pemimpin itu berhasil, ia akan berdaya upaya agar dapat mengendalikan tindak tanduk yang dipimpinnya antara lain dengan cara :
1)Paksa, yaitu pemimpin menggunakan kekuasaannya untuk menguasai atau untuk memaksa memilih kegiatan-kegiatan tertentu yang diinginkannya.
2)Tawar menawar antara kedua belah pihak untuk melaksanakan cara-cara tertentu dari berbagai cara yang dianjurkan.
3)Membujuk. Pemimpin menyediakan alat dan berharap supaya menerima pemimpinnya dengan setia.
4)Gotong royong, pemimpin menciptakan situasi yang di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang kalau dikerjakan bersama-sama akan berlaku sebagai alat bersama. (Zaenudin Lubis, 1963: 12).

Pada hakekatnya, cara-cara di atas tergantung pada situasi, pemimpin tidak bebas memilih cara-cara tertentu karena pada umumnya telah terdapat garis kebijakan yang telah ditentukan oleh organisasi.
Dalam pelaksanaannya, setiap pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang menunjang bagi tindakan dan pemikiran ke arah mana proses kepemimpinannya itu akan diarahkan. Menurut Drs. Danu Sugandha MPA, sifat-sifat kepemimpinan itu meliputi :
1)Kuat, sehat jasmani maupun rohani.
2)Berwibawa, mantap, dan matang dalam pemikiran.
3)Bijaksana, mempunyai perhitungan dan perkiraan yang tepat, berpandangan jauh ke depan.
4)Pandai menganalisa situasi serta cepat membuat keputusan yang disusul dengan tindakan pelaksanaan.
5)Percaya diri pada diri sendiri, berpendirian tetap, tegas dan tidak mudah tergoyahkan.
6)Percaya pada bawahan dan kemampuan bawahan.
7)Berani mengambil resiko dan bertanggung jawab atas segala tindakan.
8)Jujur dan menjadi tempat kepercayaan.
9)Tekun dan tidak mudah putus asa serta selalu dapat menciptakan cara pemecahan masalah.
10)Rukun dan pandai menciptakan rasa persatuan antar seluruh anggota organisasi yang menjadi tanggung jawabnya dan bersifat mengayomi.
11)Mampu menciptakan keadilan.
12)Menarik dan pandai bergaul. ( Sugandha, 1986: 86).

Sedangkan Ordway Tead, seperti yang dikutip oleh Drs. Pamudji MPA, mengemukakan sepuluh sifat bagi keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya, yaitu :
1)Energi jasmani dan syaraf rokhani.
2)Kepastian akan maksud dan arah tujuan.
3)Perhatian yang besar.
4)Ramah tamah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati.
5)Pribadi yang bulat.
6)Kecakapan teknis.
7)Mudah menetapkan tujuan.
8)Cerdas.
9)Kecakapan mengajar
10)Keyakinan ( Drs. Pamudji MPA, 1982 : 86).

Dari pengolahan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin agar dapat berhasil dalam melaksanakan kepemimpinannya, dapat ditarik kesimpulan bahwa sifat-sifat kepemimpinannya itu masih berlaku umum dan belum menunjukkan perbedaan-perbedaan dari sifat kepemimpinan tertentu yang dipengaruhi oleh masyarakat di mana pemimpin itu berada.
Pemimpin pemerintahan di Indonesia dituntut untuk mengembangkan sifat-sifat yang pada dasarnya telah melekat pada diri pemimpin itu sendiri, sifat-sifat yang perlu dikembangkan itu meliputi :
1)Adil, yaitu kemampuan memperlakukan anak buah secara sama.
2)Arif bijaksana, yaitu kecakapan dan kepandaian bertindak atau berbuat menghadapi orang lain.
3)Penuh prakarsa, yaitu sumber inspirasi dan sumber dinamika yang mampu menggerakkan orang lain.
4)Percaya pada diri sendiri, yaitu sesuatu yang menimbulkan keseimbangan jiwa dan pikiran yang pada akhirnya menumbuhkan semangat optimisme dalam rangka mencapai tujuan.
5)Penuh daya pengikat, yaitu sesuatu yang menarik dan mengikat perhatian orang.
6)Ulet, yaitu sifat tidak mudah putus asa dalam rangka mencapai tujuan dan dalam menghadapi kesulitan dan selalu berusaha dalam mengatasi kesulitan.
7)Mudah mengambil keputusan yang menggambarkan sifat tegas, tidak ragu-ragu.
8)Jujur, yaitu sifat suka bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada dalam rangka mencapai tujuan.
9)Berani mawas diri, yaitu sifat melihat ke dalam diri sendiri dan ke dalam tubuh organisasi.
10)Komunikatif, yaitu sifat mudah menyampaikan sesuatu kepada pihak lain.(Pamudji, 1982 : 92-95).


Chester I Barnard, mengemukakan aspek-aspek kepemimpinan yang pada dasarnya memuat sifat-sifat pemimpin eksekutif, yaitu :
1)Aspek yang bersifat terbatas, pribadi, khusus, dan tidak dapat bertahan lama.
2)Aspek yang lebih umum, lebih tetap, kurang terpengaruh oleh usaha-usaha pengembangan khusus, lebih absolut (mutlak), lebih subyektif, yaitu menggambarkan pandangan-pandangan maupun ide-ide dari suatu masyarakat dengan lembaga-lembaga pada umumnya. ( M. Karyadi, 1983 : 97).
Barnard menyadari betapa sulitnya merinci secara tuntas sifat-sifat seorang pemimpin, sebab pada dasarnya sifat-sifat itu kondisional sehingga dengan demikian sebenarnya teori serba sifat menjadi diragukan validitasnya. Berkaitan dengan itu, maka Prof. Arifin Abdulrachman menggolongkan sifat-sifat kepemimpinan itu ke dalam tiga golongan yang dapat diringkas sebagai berikut.
1.Sifat-sifat pokok, yaitu sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh setiap pemimpin, meliputi sifat : adil, suka melindungi, penuh inisiatif, penuh daya tarik, dan penuh kepercayaan kepada diri sendiri.
2.Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat, yaitu sifat-sifat yang pada pokoknya sesuai dengan kepribadian bangsa, untuk Indonesia kepribadian bangsa itu ialah Pancasila. Kepribadian Pancasila adalah kepribadian yang sesuai dengan sila-sila pancasila dan sebagai hasil pengarahan sila-sila tersebut.
3.Sifat-sifat khusus karena pengaruh dari macam-macam atau golongan pemimpin, misalnya pemimpin partai politik, pemimpin keagamaan, pemimpin serikat buruh, dan sebagainya.
Dari beberapa pendapat tentang sifat-sifat kepemimpinan pada prakteknya hanya pedoman belaka, karena untuk mendapatkan orang yang persis sama dengan pendapat-pendapat di atas tidaklah mudah dan memang ini sudah menjadi kodrat manusia tidak ada yang sempurna. Namun walaupun demikian, persyaratan dan sifat-sifat kepemimpinan di atas tadi harus terus diusahakan untuk dapat dimiliki seorang pemimpin, agar apa yang menjadi tujuan dapat tercapai.

3. Teknik-teknik Kepemimpinan
Seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya harus berdasarkan kepada teknik-teknik tertentu agar dapat mencapai hasil pekerjaan sesuai keinginan atau memperoleh hasil yang baik. Teknik-teknik kepemimpinan adalah segala peraturan, cara, metoda, dan pendekatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas kepemimpinannya.
M. Karyadi mengatakan bahwa teknik-teknik kepemimpinan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1)Teknik kepemimpinan pokok yaitu teknik kepemimpinan yang dapat digunakan sebagai dasar dari seluruh macam kepemimpinan, seperti :
•Teknik menyiapkan orang-orang agar mau jadi pengikut.
•Teknik memperlakukan orang sebagai manusia bukan sebagai alat.
•Teknik menjadi teladan bagi pengikut.
2)Teknik kepemimpinan khusus, yaitu teknik-teknik kepemimpinan lainnya untuk mnambah teknik kepemimpinan pokok agar tugas kepemimpinan dalam bidang khusus tertentu dapat dijalankan dengan hasil yang baik, seperti dalam bidang khusus perindustrian, perusahaan, pertanian, keolahragaan, kemiliteran, kepolisian, dan lain-lain. (M. Karyadi, 1983 : 75).

Menurut Moekijat, teknik kepemimpinan dapat berwujud sebagai berikut.
1)Menyiapkan bawahan supaya bersedia menjadi pengikut.
2)Memperlakukan bawahan sebagai manusia yang berdarah daging. Bawahan tidak dianggap sebagai mesin.
3)Memberi tauladan yang baik bagi pengikut/bawahannya.
4)Memberi perintah sedikit demi sedikit.
5)Menggunakan sistem komunikasi yang sesuai atau cocok.
6)Memberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan.
1 sampai dengan 3 teknik kepemimpinan pokok, sedangkan 4 sampai dengan 6 teknik kepemimpinan karya atau kerja
(Moekijat, 1984 : 135).

S. Pamudji mengatakan bahwa teknik kepemimpinan pemerintahan pada dasarnya meliputi:
1) Teknik pematangan
2) Teknik Human Relation
3) Teknik menjadi teladan
4) Teknik persuasi dan pemberian perintah
5) Teknik penggunaan sistem komunikasi yang cocok.
6) Teknik penyediaan fasilitas-fasilitas.(S. Pamudji, 1985 : 114).

Setelah penulis mengemukakan berbagai teknik kepemimpinan di atas, maka penulis beranggapan bahwa teknik-teknik kepemimpinan itu sangat penting sekali untuk diketahui oleh seorang pemimpin di dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Hal ini sangat menunjang keberhasilan dalam usaha mencapai tujuan bersama.
4. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi dasar manajemen adalah perencanaan, organisasi, penggerakan dan pengawasan.
Di sini penulis akan menguraikan fungsi manajemen secara terinci, yaitu sebagai berikut.
1)Planing, yaitu memilih dan menghubungkan fakta-fakta dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hasil yang dikehendaki.
2)Pengorganisasian, yaitu mengatur fungsi-fungsi yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan dan merupakan tanda dari wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada orang-orang yang ditugaskan untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut.
3)Penggerakan, yaitu berusaha supaya anggota dari kelompok itu ingin bekerja mencapai tujuan dengan sukarela dan sesuai dengan usaha-usaha untuk mempengaruhi, tindakan yang tergabung di dalam usaha kerjasama itu.
4)Pengawasan, yaitu proses menentukan apa yang telah diselesaikan, menilainya dan jika perlu mengadakan tindakan-tindakan koreksi sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan dilaksanakan dengan rencana.
Sedangkan menurut Drs. Danu Sugandha, fungsi kepemimpinan adalah melaksanakan pemersatuan dan ikatan dalam organisasi dan menjaga agar keanggotaan organisasi merupakan pengalaman yang memberikan kepuasan dan kesenangan (Danu Sugandha, 1981:83).
Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa seorang pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya harus bisa menciptakan rasa puas dan kegairahan terhadap para pegawainya, serta berusaha untuk memenuhinya, agar para pegawai itu senang hatinya dalam mencapai tujuan.
Sedangkan M. Karyadi mengemukakan tentang fungsi kepemimpinan sebagai berikut.
1)Fungsi perencanaan
2)Fungsi memandang ke depan
3)Fungsi pengembangan loyalitas
4)Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan rencana
5)Fungsi pengambilan keputusan
6)Fungsi memberi anugerah (M. Karyadi, 1983: 60).
Keenam fungsi di atas merupakan fungsi yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Di dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan oleh seorang pemimpin terlebih dahulu haruslah membuat rencana mulai dari penentuan tujuan, cara kerja, biaya, atau waktu yang diinginkan. Perencanaan merupakan suatu pedoman atau petunjuk di dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan hasil yang baik.

5. Tipe-tipe Kepemimpinan
Dalam organisasi, cara pelaksanaan kepemimpinan dapat berbeda-beda antara satu pemimpin dengan pemimpin lainnya karena pemimpin itu mempunyai sifat, watak dan kepribadian sendiri yang khas. Hal ini akan menimbulkan bermacam-macam tipe kepemimpinan dalam organisasi.
Menurut Sondang Siagian, para pemimpin dapat digolongkan ke dalam lima tipe pemimpin, yaitu :
1.Tipe Pemimpin Otokratis
Tipe pemimpin yang otokratis adalah tipe pemimpin yang mempunyai sifat berikut.
1) Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
2) Mengidentifikasi tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
3) Menganggap bahwa bawahan sebagai alat semata.
4) Tidak mau menerima kritik, saran atau pendapat.
5) Terlalu tergantung pada kekuatan formalnya.
6) Dalam menggerakkan bawahan menggunakan tindakan yang bersifat unsur paksaan dan bersifat menghukum.
Berdasarkan sifat-sifat di atas, tipe kepemimpinan yang otokratis tidak sesuai dengan kepemimpinan modern, karena mengabaikan hak-hak bawahan, menggerakan bawahan dengan paksa, dan tidak mau mendengar kritik maupuin saran dari bawahan.
2.Tipe Kepemimpinan Militeristik
Pemimpin militeristik adalah pemimpin yang bersifat :
1) Dalam menggerakkan bawahan sistim pemerintahan yang sering dipergunakan.
2) Tergantung jabatannya dalam menjalankan kegiatan menggerakkan bawahannya.
3) Senang kepada formalitas yang berlebihan .
4) Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
5) Sukar menerima kritik dari bawahan
6) Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Berdasarkan sifat-sifatnya itu, pemimpin militeristik bukan pemimpin ideal.
3.Tipe Kepemimpinan Paternalistik
Tipe ini mempunyai sifat :
1) Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa.
2) Bersikap terlalu melindungi.
3) Jarang memberi kesempatan kepada para bawahan untuk mengambil inisiatif.
4) Jarang memberi kesempatan kepada para bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
5) Jarang memberi kesempatan kepada para bawahan untuk mengembangkan kreatifitas dan menjadi mati.
6) Sering bersifat maha tahu.
Tipe kepemimpinan ini dalam keadaan tertentu sangat diperlukan. Hanya sifat-sifat negatifnya dapat mengalahkan sifat-sifat positifnya.
4.Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Tipe kepemimpinan ini adalah tipe kepemimpinan yang mempunyai daya tarik yang amat besar dan mempunyai pengikut yang amat besar pula. Para pengikutnya banyak yang tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikutnya. Karena kurangnya pengetahuan tentang pemimpin yang kharismatik, maka yang demikian sering dikatakan sebagai pemimpin yang memiliki kekuatan gaib. Kekayaan, umur, kesehatan, dan profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk kharisma.
5.Tipe Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis mempunyai sifat sebagai berikut :
1) Dalam proses penggerakkan bawahan, selalu bertitik tolak pada anggapan dasar bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
2) Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dengan tujuan organisasi demi kepentingan dan tujuan pribadi bawahannya.
3) Dengan ikhlas memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan untuk berbuat kesalahan kemudian dibandingkan dan diperbaiki agar bawahannya tidak lagi berbuat kesalahan yang sama tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain.
4) Ia senang menerima saran, pendapat maupun kritik dari bawahannya.
5) Selalu berusaha untuk mengutamakan kerjasama dan team work dalam mencapai tujuannya.
6) Selalu berusaha menjadikan bawahannya lebih sukses dari dirinya.
7) Berusaha mengembangkan kapasitas dari pribadinya sebagai pemimpin.
Tipe kepemimpinan ini lebih cocok dan ideal untuk sebuah organisasi, hanya dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan pandangan hidup dan falsapah bangsa sehingga kepemimpinan yang dilaksanakan akan lebih sesuai dengan situasi, kondisi,dan aspirasi lingkungan sekitarnya.

Penutup
Pemimpin yang ideal merupakan harapan dari orang yang dipimpin, walaupun sangat sulit untuk mendapatkannya. Namun, penulis yakin bahwa pemimpin ideal itu ada, walaupun sulit untuk dicari pada saat sekarang ini.
Akan tetapi, dengan mempelajari teori kepemimpinan, maka seseorang yang akan menjadi pemimpin minimal mempunyai bekal bagaimana cara memimpin orang itu. Oleh karena itu, calon pemimpin harus mempelajari teori kepemimpinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar